Berkenalan dengan Zettelkasten: Metode Manajemen Pengetahuan yang Revolusioner

Jika Anda menguasai metode ini, dalam satu tahun, Anda akan berubah menjadi orang yang sangat berbeda secara akademis dan intelektual.

Andy Riyan
9 min read3 days ago

Prolog

Setiap orang menulis dan setiap orang bisa jadi penulis, mungkin Anda tidak menyadarinya.

Kita menulis setiap hari lebih dari yang kita sadari. Entah itu cuma catatan daftar barang yang akan dibeli atau hanya memo kepada rekan kerja.

Apa yang kita catat? Sesuatu yang penting dan tentu saja sesuatu yang tidak penting. Kita mencatat hal-hal sepele, sesuatu yang kita pahami dengan sangat baik.

Sebenarnya kita tidak selalu menulis mengenai hal-hal yang sifatnya akademis, paper, artikel, atau karya sastra lainnya. Kalau kata Sonke Ahrens:

“Writing doesn’t necessarily mean papers, articles or books, but everyday, basic writing.

Kita menulis setiap hari. Ketika kepikiran sesuatu, mendadak kita mengambil ponsel lalu ngetwitt (menulis receh-receh di platform x.com). Bahkan tidak sedikit dari kita yang berjam-jam menulis dan membalas komentar di media sosial.

Yah! bahkan saat kita mau ngomong aja, gak tahu kenapa, terkadang harus ditulis dulu, kan? Tidak sedikit juga orang-orang menulis untuk ujian wawancara mereka, betul?

Mengapa kita menulis? Mengapa kita mencatat?

Anehnya bukan karena kita khawatir melupakannya, tetapi karena kita sungguh ingin mengingat sesuatu yang kita catat. Terkadang kita juga menulis untuk berpikir, seperti saat menghitung, dan menyelesaikan persoalan matematika.

Saat kita merencanakan sesuatu yang sedang dibahas dalam suatu diskusi, kita menulisnya bukan takut lupa tetapi memang begitulah cara otak kita bekerja. Kita menulis sambil mengkonstruksi banyak hal supaya lebih mudah untuk menhubungkannya antara pikiran yang satu satu dengna yang lainnya.

Lalu apa masalahnya?

Masalahnya adalah seberapa besar ingatan kita — manusia biasa ini — dapat mengakses semua catatan yang telah kita buat dengan mudah? Seberapa mampu otak kita menjelajah pada setiap catatan yang telah dibuat untuk digunakan saat ini dan di waktu yang akan datang? Mengapa penting pula untuk mempertimbangkan bagaimana catatan ini juga akan digunakan i masa depan, dan bagaimana caranya kita akan menemukan catatan yang spesifik dari memori kita yang kita butuhkan di masa depan? Sebab, biasanya ketika kita mengingat sesuatu, kita juga ingat jika kita pernah mencatatnya, tapi masalah lain muncul: kita tidak ingat di mana persisnya catatan itu ditempatkan sehingga dengan mudah bisa ditemukan.

Mungkin kita pernah membuat catatan dengan kategori tertentu, tetapi seiring berjalannya waktu, segalanya menjadi berantakan. Catatan-catatan itu kehilangan makna, konteks, referensi, dan latar belakang mengapa catatan itu dibuat.

Kondisi seperti itu adalah hal, yang persis sama, yang pernah dirasakan oleh Niklas Luhmann pada tahun 1960-an.

Niklas Luhmann dan perpustakaan pribadinya. Credit pict e-student.org

Luhmann seorang ilmuwan dari Jerman, awalnya bekerja di kantor administrasi — pekerjaan yang sebenarnya kurang dia sukai. Saat jam kerja selesai, Luhmann langsung pulang ke rumah untuk menghabiskan waktu pribadinya dengan hobinya; membaca, menulis, dan berpikir. Setiap kali menemukan topik yang menarik yang merangsang ide dari aktivitas membacanya, ia segera membuat catatan, atau kadang-kadang mencoret-coret pinggiran halaman buku.

Luhmann melakukan hal ini dalam jangka waktu yang cukup lama. Setelah mengumpulkan banyak sekali catatan, ia mulai merasa bahwa catatan-catatan itu tidak ada gunanya. Ia juga merasa bahwa catatan-catatan itu tidak membawanya kemana-mana. Akhirnya Luhmann memiliki ide untuk menuliskan ide pokok dari catatan-catatan itu sebagai judul utama.

Luhmann mulai mencatat semua ide itu di kertas kecil, yang hanya memuat satu ide utuh, mandiri, dan tanpa konteks. Karena, seperti kita, Luhmann menyadari bahwa sekedar mengumpulkan catatan dengan kategori tertentu tidak akan menghasilkan apa-apa. Ia lalu membuat sistem di mana catatan-catatan kecil itu saling terhubung dengan koneksi ciptaan kreatifnya. Setiap catatan juga diberi nomor unik yang memungkinkan mereka terhubung satu sama lain secara logis. Ide utamanya adalah bahwa catatan yang mengandung satu ide utuh tidak harus selalu sesuai dengan konteks aslinya. Ia juga langsung mengomentari catatan-catatan itu dengan catatan yang baru kemudian memberikan suatu nomor untuk menghubungkan catatan yang satu dengan yang lainnya. Ide utama Luhmann adalah suatu catatan yang mengandung hanya satu ide utuh dan mandiri tidak harus selalu bersesuaian dengan konteks aslinya. Sebaliknya, ia dapat memberi konteks baru dengan menghubungkannya ke catatan lainnya.

Dari sinilah lahir metode Zettelkasten, yang artinya “kotak catatan”. Luhmannn kemudian menggunakan kotak untuk menyimpan catatan-catatan ini dalam urutan tertentu berdasarkan sistem yang ia buat.

Begini nih penampakan Zettelkasten (Bahasa Jerman artinya “Kotak Catatan”. Dalam Bahasa Inggris dikenal Slip Box).

Credit Pict oleh dmathieu.com
nexojornal.com.br
credit pict: GAVETA COM FICHAS DE ZETTELKASTEN di nexojornal.com.br

Setelah membaca prolog ini, mari kita kenal lebih jauh teknik ini.

Berkenalan Dengan Zettelkasten

Apa itu Zettelkasten?

Zettelkasten dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem untuk menyimpan dan mengakses pengetahuan yang kita miliki. Zettelkasten merupakan sistem yang digunakan sebagai Personal Knowledge Management (PKM) — manajemen pengetahuan pribadi. Sistem ini membantu kita menyimpan berbagai informasi dan ide dalam format catatan-catatan kecil yang saling terhubung satu sama lain. Dengan cara ini, Zettelkasten tidak hanya menjadi tempat penyimpanan data, tetapi juga alat untuk menciptakan koneksi antar ide, memfasilitasi pemahaman yang lebih dalam, serta memungkinkan munculnya gagasan-gagasan baru yang mungkin sebelumnya tidak terlihat.

Sistem Zettelkasten bekerja mirip dengan cara otak kita memproses dan menghubungkan informasi. Sama seperti otak yang menyimpan pengetahuan dalam ingatan jangka pendek dan panjang, Zettelkasten juga memungkinkan kita untuk menyimpan catatan jangka panjang sekaligus mengakses ide-ide spontan yang muncul secara singkat. Setiap catatan dalam Zettelkasten dapat dihubungkan ke catatan lainnya, menciptakan jaringan pengetahuan yang kaya — mirip dengan cara otak kita mengaitkan satu gagasan dengan gagasan lainnya.

Bagaimana Pengetahuan di Dalam Otak dapat Diakses

Bayangkan otak kita sebagai perangkat super canggih — sebuah superkomputer yang tidak hanya mampu memproses informasi, tetapi juga menyimpan data dan mengelolanya dengan efisiensi yang luar biasa. Dalam analogi ini, otak berfungsi layaknya prosesor, hard disk, dan RAM sekaligus.

Seperti komputer yang menyimpan informasi dalam bentuk data, otak kita menyimpan informasi dalam bentuk pengetahuan. Namun, tidak semua pengetahuan disimpan dengan cara yang sama. Beberapa tersimpan dalam ingatan jangka panjang — pengetahuan yang permanen dan aman, layaknya data yang tersimpan dalam hard disk. Sementara itu, ada juga pengetahuan yang muncul sekejap dan hanya bertahan sebentar, seperti percikan ide yang tiba-tiba muncul dan menghilang. Ide-ide ini disimpan dalam memori kerja (working memory) jangka pendek, mirip dengan RAM yang memproses informasi sementara sebelum akhirnya hilang atau dipindahkan ke penyimpanan lebih permanen.

Link graph materi-materi yang akan dibahas dalam Seri Zettelkasten ini. Catatan-catatan yang berbentuk permanent notes, literay notes, dan juga fleeting notes yang saling terhubung. Graph dibuat dengan Obsidian | dokumen pribadi

Proses mengakses pengetahuan yang tersimpan dalam otak dapat terjadi dengan berbagai cara. Cara yang paling umum adalah melalui proses pengingatan. Ketika Anda mencoba mengingat sesuatu, sering kali hal tersebut memicu rangkaian ingatan lainnya — sebuah koneksi yang tak terlihat antara satu pengetahuan dan pengetahuan lainnya. Misalnya, saat Anda mengingat suatu peristiwa masa kecil, Anda mungkin juga mengingat detail lain yang terkait, seperti tempat, suara, atau bau yang ada saat itu. Hubungan antara ingatan ini membuat pengetahuan dalam otak kita saling terhubung dan memungkinkan kita untuk menggali lebih dalam dari satu kenangan menuju yang lainnya.

Namun, akses ingatan tidak selalu terjadi secara sadar. Terkadang, ingatan muncul secara acak — seolah tanpa alasan yang jelas. Misalnya, ketika tiba-tiba Anda teringat akan aroma kopi yang pernah Anda cium di suatu tempat, dan ingatan tersebut membawa Anda kembali ke suatu momen tertentu. Biasanya, ingatan acak seperti ini dipicu oleh sesuatu — entah itu pengalaman sensorik, emosi, atau bahkan sekadar suasana hati. Pemicu ini berfungsi sebagai tombol tak terlihat yang, sekali ditekan, mengeluarkan ingatan yang tersembunyi di dalam otak.

Pada dasarnya, kemampuan otak kita untuk menyimpan dan mengakses pengetahuan adalah bukti betapa kompleks dan fleksibelnya sistem kognitif kita. Dengan memahami cara otak bekerja, kita bisa memanfaatkan potensi ini lebih baik, seperti mengasah ingatan atau menciptakan pemicu yang tepat untuk memperkuat akses terhadap pengetahuan yang penting. Dalam konteks tulisan ini, sistem Zettelkasten dibangun untuk memudahkan ingatan-ingatan yang telah disimpan dalam bentuk catatan dapat diakses dengan mudah, cepat, dan presisi.

Manfaat Zettelkasten

Sistem Zettelkasten dirancang untuk membantu kita mengorganisasi dan menghubungkan berbagai informasi dengan lebih efisien. Bagi peneliti, penulis, pembelajar, profesional, dan siapa saja yang ingin mengelola pengetahuan mereka secara optimal, Zettelkasten menawarkan sejumlah manfaat penting. Berikut ini adalah beberapa manfaat yang telah saya rangkum:

  1. Pengelolaan Informasi yang Terstruktur: Dengan Zettelkasten, kita dapat menyusun berbagai informasi dalam bentuk catatan yang saling terkait, layaknya kotak-kotak seperti laci yang tersusun rapi. Setiap catatan dapat dihubungkan dengan catatan lainnya, memudahkan kita untuk mengakses informasi yang relevan dan membangun koneksi baru yang lebih dalam antara ide-ide yang mungkin terpisah sebelumnya. Ini meningkatkan efisiensi saat mencari gagasan baru atau menyelesaikan masalah yang kompleks.
  2. Meningkatkan Produktivitas: Zettelkasten memungkinkan kita untuk mencatat dan menghubungkan berbagai pengetahuan tanpa harus selalu menelusuri ulang informasi setiap kali dibutuhkan. Bagi penulis dan profesional, ini berarti akses cepat terhadap pengetahuan yang relevan, yang secara signifikan dapat menghemat waktu dan tenaga saat bekerja pada proyek-proyek besar atau ketika sedang dalam proses kreatif. Bagaimana cara kerjanya akan dibahas di tulisan selanjutnya saat membahas Fleeting Notes, Literary Notes, dan Permanent Notes. Insyaallah.
  3. Fleksibilitas yang Tinggi: Meskipun pada mulanya Zettelkasten merupakan sistem analog yang dibangun dengan menggunakan kotak fisik dan kertas, sesuai dengan perkembangan teknologi, kini dapat dibangun secara digital dengan berbagai keunggulan. Salah satu keunggulan Zettelkasten adalah kemampuannya untuk berintegrasi dengan aplikasi modern seperti Obsidian dan Zotero. Dengan demikian, kita dapat dengan mudah mengelola sistem pencatatan personal yang dapat terhubung dengan perangkat lunak lain untuk manajemen referensi dan literatur. Ini memberikan kenyamanan tambahan dalam penggunaan sistem ini, sekaligus meningkatkan produktivitas secara keseluruhan.
  4. Memfasilitasi Penelitian yang Lebih Baik: Salah satu prinsip dasar Zettelkasten yaitu untuk memproduksi ide-ide baru dari beberapa catatan yang semula terlihat seperti tidak berhubungan. Dengan demikian Zettelkasten tidak hanya berfungsi sebagai alat penyimpan informasi, tetapi juga sebagai alat yang memungkinkan kita untuk terus memunculkan ide-ide baru. Dengan sistem pencatatan yang terorganisir, kita dapat merekam dan menghubungkan berbagai pengetahuan saat melakukan penelitian, yang kemudian membantu kita membangun konsep-konsep yang lebih kompleks dan mendalam.
  5. Membangun “Otak Kedua”: Zettelkasten bekerja seperti otak eksternal — sebuah second brain — yang menyimpan, mengorganisir, dan menghubungkan pengetahuan kita. Sistem ini membuat kita mampu mengelola berbagai informasi yang tersimpan dalam ingatan kita dengan lebih terstruktur, dan selalu tersedia saat kita membutuhkannya. Hal ini juga memperkuat kemampuan kita untuk berpikir kritis, karena kita dapat melihat hubungan antara ide-ide yang sebelumnya tersembunyi.
  6. Integrasi yang Mudah antara Sumber-Sumber Berbeda: Dengan Zettelkasten, kita dapat membuat catatan langsung dari berbagai sumber literatur, dan dengan mudah mengintegrasikan catatan-catatan tersebut ke dalam sistem yang lebih besar. Ini tidak hanya membantu kita memahami hubungan antara ide-ide yang berbeda, tetapi juga mempercepat proses pemahaman yang lebih menyeluruh terhadap sebuah topik.

Pada akhirnya, Zettelkasten tidak hanya menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi para penulis dan profesional, tetapi juga bagi siapa saja yang ingin mengatur dan mengintegrasikan pengetahuan mereka dengan lebih baik. Dengan sistem ini, kita dapat merekam, menghubungkan, dan menggunakan kembali informasi kapan pun diperlukan, yang akhirnya meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam berbagai aspek kehidupan dan pekerjaan.

Jangan Lewatkan!
Di tulisan berikutnya, kita akan mulai membongkar “Dasar-Dasar Zettelkasten: Struktur, Prinsip, dan Filosofi Inti”. Kita akan membahas lebih dalam tentang dua jenis catatan utama dalam sistem Zettelkasten: Fleeting Notes dan Permanent Notes, serta bagaimana Anda bisa mengorganisasikan ide-ide secara hierarkis dan terstruktur menggunakan ID unik, indeks, dan koneksi antar catatan.

Anda juga akan memahami filosofi pemikiran non-linear yang menjadi kekuatan dari Zettelkasten dan bagaimana sistem ini membantu ide-ide kecil berkembang menjadi jaringan pemikiran yang lebih luas. Sebagai bonus, saya akan berbagi contoh nyata yang menunjukkan bagaimana satu ide sederhana bisa melahirkan banyak gagasan baru.

Jadi, pastikan Anda tidak ketinggalan!
Artikel ini akan menjadi landasan penting bagi Anda yang ingin menguasai teknik Zettelkasten secara mendalam. Tekan tombol subscribe atau follow agar Anda mendapatkan notifikasi langsung begitu artikel tersebut dipublikasikan. Sampai jumpa di artikel berikutnya!

Terima kasih banyak sudah meluangkan waktu untuk membaca tulisan ini! Jika tulisan ini menginspirasi atau sekadar membuat Anda tersenyum, jangan ragu untuk memberi tepukan (clap) atau meninggalkan komentar. Suara dan pemikiran Anda sangat berarti bagi saya! Saya ingin terhubung lebih dekat dengan pembaca seperti Anda, berbagi ide, dan menggali hal-hal yang bermakna.

Sampai jumpa di tulisan-tulisan saya yang lain! Jangan lupa untuk subscribe agar Anda bisa mendapatkan notifikasi langsung di inbox setiap kali saya berbagi karya baru. Mari berteman dan mulai percakapan yang bisa memperkaya pikiran kita bersama!

--

--

Andy Riyan

Aku adalah temanmu, menemanimu menenun gagasan karena menulis adalah obat bagi jiwa yang tersesat. Kita tahu satu catatan lebih baik dari seribu ingatan.