Dari Cemas ke Produktif: Cara Mengatasi Perasaan Bodoh Setelah Melakukan Kesalahan

Inilah Rahasia yang Bukan Rahasia Namun Jarang Disadari oleh Banyak Orang: Kesalahanmu Bukan Akhir, Tapi Awal dari Transformasi Terbesar dalam Hidupmu!

Andy Riyan
4 min readSep 12, 2024
credit pict: https://pixabay.com/photos/resume-mistake-counseling-work-4200846/

Setiap orang pernah melakukan kesalahan. Mungkin Anda merasa Anda akan terlihat begitu buruk ketika Anda melakukan sebuah kesalahan. Anda mungkin akan merasa begitu bodoh. Anda mungkin juga merasa begitu khawatir jika Anda terlihat bodoh. Atau Anda benar-benar khawatir tentang apa yang orang lain pikirkan tentang diri Anda. Anda merasa seperti semua mata tertuju pada Anda, memandang dengan penuh cemoohan, dan dalam benak Anda hanya ada satu kata itu: bodoh… tolol… goblok. Itu manusiawi.

Itu pernah terjadi pada saya. Saya pernah merasakan hal semacam itu. Kemudian hari saya menjadi begitu berantakan. Pikiran saya kacau. Hari-hari yang seharusnya berjalan indah, menjadi begitu suram. “Tetapi mengapa harus selalu begitu?” itulah pemberontakan yang saya lakukan, setelah saya mengalami beberapa kali hal yang serupa. Mengapa kesalahan harus membuat semua hari saya menjadi berantakan? Itu tidak adil. Saya menyadari hal penting dan itu kemudian menjadi sebuah pengalaman berharga bagi saya. Pengalaman itu mengajari saya bahwa, “Saya memiliki kendali bagaimana saya memberikan respon dan tindakan atas situasi dan rangsangan yang saya terima.” Saya memiliki kekuatan untuk memutuskan bagaimana saya merespons sebuah kesalahan.

credit Pict: digitaloceanspaces.com

Ini pendapat saya — Mari kita perjelas. Melakukan kesalahan itu manusiawi. Ketika Anda melakukan kesalahan kemudian merasa begitu buruk, cemas, dan frustrasi itu manusiawi. Tetapi jangan lupa beberapa hal berikut ini juga manusiawi: Anda merasa tetap baik-baik saja ketika Anda melakukan sebuah kesalahan. Anda menyadari Anda telah berbuat bodoh. Anda juga tidak khawatir ketika Anda terlihat bodoh, bahkan Anda tidak peduli dengan hal itu. Anda tidak malu. Anda tidak terlalu fokus kepada kebodohan Anda, tetapi Anda belajar dari kebodohan itu. Anda terus bergerak, dan tidak larut dalam kebodohan yang telah Anda lakukan. Hal-hal tersebut juga manusiawi.

Anda melakukan kesalahan. Anda melakukan perbaikan. Anda melakukan hal yang bodoh. Anda belajar. Jangan kira manusiawi hanyalah ketika Anda melakukan kesalahan, melakukan kebodohan, melakukan sesuatu yang membuat hari Anda menjadi buruk. Anda melakukan perbaikan, tidak memperdulikan kebodohan di masa lalu, berhenti mencemasakan keadaan, melakukan hal-hal baik itu juga manusiawi. Fakta yang mungkin banyak orang tidak sadari: tidak semua orang akan terus menghakimi kita. Bahkan, seringkali, kita sendirilah yang terlalu keras pada diri sendiri.

credit pict: bbci.co.uk

Momen refleksi seperti itu mengubah cara saya memandang kesalahan, tidak lagi hanya sebagai sesuatu yang negatif, tetapi sebagai kesempatan untuk belajar dan tumbuh.

Inilah faktanya — kesalahan adalah bagian tak terhindarkan dari kehidupan. Kesalahan tidak menentukan siapa diri kita. Namun, yang membuat perbedaan besar adalah bagaimana kita merespons kesalahan tersebut. Ada dua cara umum untuk merespons: pertama, kita bisa terjebak dalam perasaan malu dan cemas, merasa bodoh dan khawatir bagaimana orang lain melihat kita. Kedua, kita bisa memilih untuk menerima kesalahan sebagai bagian dari perjalanan hidup, belajar darinya, dan melanjutkan hidup tanpa terlalu fokus pada kebodohan di masa lalu. Keduanya manusiawi, namun yang kedua membawa lebih banyak kedamaian batin dan perkembangan diri.

Dalam dunia yang sering kali memandang kesalahan sebagai kegagalan besar, penting untuk mengingat bahwa manusia bukan hanya makhluk yang membuat kesalahan, tetapi juga makhluk yang belajar dan memperbaiki diri. Kita memiliki kendali penuh atas bagaimana kita merespons kesalahan kita. Jika kita memilih untuk tidak terjebak dalam rasa malu, dan malah menggunakan kesalahan tersebut sebagai pelajaran, kita sudah melakukan sesuatu yang luar biasa — sesuatu yang juga sepenuhnya manusiawi.

Ketika kita melakukan kesalahan, kita harus ingat bahwa manusiawi bukan hanya berarti jatuh dalam kebodohan, tetapi juga berarti bangkit, memperbaiki diri, dan melanjutkan perjalanan dengan bijak. Itu adalah kualitas yang benar-benar menjadikan kita manusia.

Terima kasih banyak sudah meluangkan waktu untuk membaca tulisan ini! Jika tulisan ini menginspirasi atau sekadar membuat Anda tersenyum, jangan ragu untuk memberi tepukan (clap) atau meninggalkan komentar. Suara dan pemikiran Anda sangat berarti bagi saya! Saya ingin terhubung lebih dekat dengan pembaca seperti Anda, berbagi ide, dan menggali hal-hal yang bermakna.

Sampai jumpa di tulisan-tulisan saya yang lain! Jangan lupa untuk subscribe agar Anda bisa mendapatkan notifikasi langsung di inbox setiap kali saya berbagi karya baru. Mari berteman dan mulai percakapan yang bisa memperkaya pikiran kita bersama! Saya Andy Riyan dari Desa Hujan. Salam

--

--

Andy Riyan

Aku adalah temanmu, menemanimu menenun gagasan karena menulis adalah obat bagi jiwa yang tersesat. Kita tahu satu catatan lebih baik dari seribu ingatan.