Inikah Alasannya Mengapa Buku Tidak Lagi Menjadi Primadona yang Digemari Banyak Orang?

Andy Riyan
2 min readAug 20, 2024

--

Credit pict. by storyblok

Kegiatan membaca buku telah menjadi kesenangan dan kebahagianku lebih dari setengah usiaku. Namun dua tahun belakangan ini aku merasakan tekanan dan kegelisahan lain saat membacanya. Aku telah menghabiskan begitu banyak jam untuk membaca mereka, tetapi sangat sedikit yang aku ingat, sangat sedikit yang aku pahami. Dalam kondisi seperti ini kemudian aku merasa tersesat: “Sebenarnya, selain kesenangan, apa yang aku cari dari kegiatan membaca buku? Lalu jika membaca buku tidak lagi menyenangkan, masihkah aku akan terus membacanya? Inikah akhir kisah cinta antara aku dan buku?”

Jika salah satu manfaat membaca buku adalah untuk memperoleh informasi, mengapa sangat sedikit informasi yang aku peroleh belakangan ini? Ketika aku memperolehnya, segera saja informasi-informasi yang aku dapatkan ternyata merupakan informasi yang sudah usang dan ketinggalan zaman.

Jika membaca buku adalah menikmati seni, seni macam apa yang masih bermanfaat untuk hari ini? Dan apa pula manfaatnya seni bagi hidup yang ingin dijalani dengan biasa-biasa saja? Bahkan jauh di dalam kesadaranku, di dalam relung terdalamku… terkadang terdengar suara-suara yang mengatakan bahwa seni yang penuh kebohongan itu merupakan satu medium yang membuat manusia jatuh dalam lena, senda gurau yang tak bermanfaat.

Menjadi kutu buku bukanlah jaminan mutu. Seberapa banyak dari mereka — kutu buku — yang memahami apa yang telah mereka baca? Mereka telah menghabiskan begitu banyak jam, tetapi sungguh seberapa baik mereka mengingat apa yang mereka baca? Bisakah mereka menceritakan kembali dengan baik apa yang telah mereka dapatkan? Oh Anda akan bilang itu bukan masalah buku, itu masalah kapasitas memori manusia. Benarkah?

Mungkinkah itu alasannya mengapa sekarang buku tidak digemari oleh banyak orang, terlepas mediumnya entah itu buku fisik yang dicetak di kertas atau pun buku digital?

--

--

Andy Riyan

Aku adalah temanmu, menemanimu menenun gagasan karena menulis adalah obat bagi jiwa yang tersesat. Kita tahu satu catatan lebih baik dari seribu ingatan.