Hai, saya Andy Riyan—penulis yang hanya menulis demi kesenangan, pembaca buku yang tak terburu-buru, dan tentu saja, pecinta kopi robusta. Satu lagi, bukan seseorang yang senang larut dalam kenangan... he he he.

Minat saya yang luas sering membuat saya kesulitan menentukan satu topik utama sebagai identitas. Saya tertarik pada matematika, agama dan keislaman, filsafat, psikologi, sejarah, stoikisme, dan pengembangan diri—topik yang membangkitkan rasa ingin tahu dan mendorong saya untuk membaca dan menulis lebih dalam. Sebagian besar waktu baca saya memang untuk buku-buku non-fiksi... tetapi saya juga seorang penggila berat buku-buku fiksi.

Di Medium, saya berbagi ide, pemikiran, dan karya dengan harapan bisa membangun dialog bermakna tentang keingintahuan manusia dan pencarian makna hidup. Saya percaya bahwa setiap tulisan adalah upaya untuk memahami hidup lebih mendalam dan membangun koneksi bermakna dengan pembaca. Jika kamu setuju, itu artinya kita telah terhubung dalam pikiran dan ruang bermakna. Saya menantikanmu di ruang-ruang yang lebih mendalam.

Tulisan saya juga mengeksplorasi dunia penulisan dan manajemen pengetahuan (PKM), terutama melalui Zettelkasten dan Obsidian—teknik dan alat yang baru saya kenal setahun ini. Keduanya menjadi fondasi dalam proses kreatif saya, membantu mengorganisir dan mengembangkan ide dengan cara yang, menurut saya, paling powerful.

Di sini, saya tidak hanya menulis untuk berbagi, tetapi juga untuk menggali dan mengembangkan pemikiran saya sendiri. Setiap tulisan adalah perjalanan yang tidak hanya untuk menemukan kebenaran, tetapi juga untuk menghidupkan suara hati dan pikiran yang autentik.

Mari terhubung dan berbincang lebih jauh. Tekan "subscribe" dan mari kita berdiskusi, karena saya percaya setiap percakapan dapat membuka pintu menuju perspektif baru dan mendalam.

Teman-teman juga bisa terhubung dengan saya di Twitter/ X di https://x.com/anndyriyan

Connect with Andy Riyan
Andy Riyan

Andy Riyan

Aku adalah temanmu, menemanimu menenun gagasan karena menulis adalah obat bagi jiwa yang tersesat. Kita tahu satu catatan lebih baik dari seribu ingatan.